Ya, siapa bilang kreatif ini mudah? Pastinya kita tetap membutuhka sumber referensi untuk mendapatkan ide dan gagasan. Pada proses inilah sering terjadi plagiarisme. Merasa sulit mendapatkan ide, kemudian ada karya orang lain yang dapat diambil, langsung diambil tanpa ada pencantuman sumber. Tentunya hal tersebut tidak diijinkan ya.
Untuk itu ada beberapa teknik menghindari plagiarisme, yakni teknik parafrase, sitasi, hingga pencantuman daftar pustaka.
1. Teknik Parafrase
Teknik penulisan parafrase. Salah satu teknik menulis yang bisa digunakan untuk menghindari plagiarisme adalah teknik mengutip secara tidak langsung. Teknik penulisan mengutip secara tidak langsung dapat diwujudkan dalam tiga bentuk yakni membuat parafrase, meringkas atau menyusun kesimpulan. Ketiga teknik ini adalah cara pengutipan yang membutuhkan keahlian yang berbeda. Serta penting dilakukan saat menulis buku.2. Teknik Sitasi (Pengutipan)
Gunakan sitasi untuk menghindari plagiarisme. Ketika seseorang menggunakan gagasan, informasi, pun opini yang bukan buah pikir sendiri, sitasi adalah sebuah keharusan. Hal tersebut juga berlaku meskipun penulis tidak menggunakan kata-kata yang sama persis. Penyertaan sitasi di sini artinya penulis harus memberikan keterangan dari mana informasi yang dituliskan didapat.Sumber tersebut tidak hanya untuk buku, jurnal, skripsi, atau rekaman audio/visual, namun juga sitasi untuk gagasan dari internet juga harus dicantumkan. Penulisan sitasi juga penting untuk dilakukan ketika penulis merasa ragu dengan keakuratan informasi yang disajikan. Sitasi dapat berupa body note maupun foot note.
3. Catat Berbagai Sumber Daftar Pustaka
Selain menggunakan parafrase dan sitasi, mencatat sumber daftar pustaka sejak awal dapat menghindari kita dari kasus plagiarisme. Sayangnya, hal tersebut belum disadari oleh banyak orang. Masih ada penulis yang baru mendata ulang daftar pustaka setelah tulisan selesai. Hal seperti itu tidak salah, namun sangat berpotensi untuk melewatkan satu, dua, atau beberapa sumber sekaligus.Dalam artian, sitasinya telah tercantum di body note atau foot note namun luput dalam daftar pustaka. Dengan mendata apa saja sumber yang dipakai sejak awal, kesalahan bisa diminimalisir, pun akan sangat membantu dalam penyusunan daftar pustaka.
Jika Anda merasa repot harus mencari referensi kemudian mencantumkannya kembali pada tulisan Anda, sebenarnya ada cara singkat tanpa melakukan hal itu. Anda tetap dapat menggunakan gagasan dari orang lain, tapi sebagai rujukan dan mengubahnya menjadi versi Anda. Ya, kita bisa menggunakan teknik parafrase.
Maka untuk mendapatkan tulisan parafrase, Anda tidak boleh menulis sama persis seperti penulis aslinya.
Berikut ini kami bagikan langkah penulisan parafrase :
- Bacalah kembali teks sumber sampai kalian memahami benar isi teks sumber.
- Singkirkan teks/naskah asli tersebut dan tulislah ulang gagasan dalam teks tadi dalam sebuah kertas.
- Buatlah daftar beberapa kata dibawah parafrase kalian tadi untuk mengingatkan kalian kembali pada cara kalian memahami naskah asli tersebut. Di atas kartu catatan tadi, tuliskan kata kunci yang menunjukkan subjek atau tema parafrase kalian.
- Bandingkan tulisan parafrase kalian tadi dengan naskah aslinya untuk mengecek apakah semua gagasan, terutama gagasan yang penting telah tercantum dalam hasil parafrase tersebut.
- Gunakan tanda petik ganda untuk mengidentifikasi istilah-istilah khusus, terminologi, atau frase yang kalian pinjam dari naskah asli, dan yang kalian ambil sama pesis dengan naskah asli.
- Tuliskan sumber (termasuk halaman) pada kertas catatan kalian sehingga ini mempermudah kalian untuk menuliskan sumber pustaka atau referensi, bila kalian bermaksud mengambil parafrase tersebut.